Program Studi Ilmu Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga resmi menggelar pameran budaya IDKS 2025 di halaman Convention Hall UIN Sunan Kalijaga pada 22 Mei 2025.
Dalam sambutannya, Ketua panitia IDKS 2025, Hamdani Ash-Shiddieqy, menyampaikan tema pameran tahun ini, "Kain Khas Nusantara", bukan sekadar menampilkan tekstil, tetapi mengajak kita memahami filosofi dan sejarah budaya di baliknya. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada sponsor dan media partner, serta berharap acara ini dapat menumbuhkan kecintaan terhadap budaya Indonesia dan berjalan lancar hingga penutupan.
Pemeran ini terdiri lebih dari lima stand yang menampilkan berbagai jenis kain yang berasal dari daerah yang berbeda-beda, diantaranya terdapat stand Kain Banjarnegara Batik Gumelem, Kain Ulos dari Batak, Kain Sekar Nitik dari Bantul, Batik Remekan dari Wonogiri, Kain Songket Pandai Sikek dari Minangkabau, Kain Jumputan dari Palembang, Kain Parang Klitik dari Yogyakarta, Kain bokek dari Papua Barat, Kain Lurik Solo dari Solo, Kain Kewatek dari Flores NTT, dan Kain Sembagi dari Kraton Yogyakarta.
Selanjutnya, Dr. Labibah Zain, selaku pengampu mata kuliah Informasi dalam Konteks Sosial (IDKS), dalam sambutannya menyampaikan rasa apresiasi yang mendalam kepada para mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan atas kerja keras dan dedikasi luar biasa dalam mempersiapkan pameran ini. Dr Labibah menegaskan bahwa pameran yang diselenggarakan Program Studi Ilmu Perpustakaan ini merupakan salah satu bentuk konkret upaya pengemasan ulang informasi dalam rangka preservasi budaya. Lebih lanjut Dr. Labibah menjelaskan, pameran IDKS telah berlangsung dari tahun 2012 dengan berbagai tema, mulai dari makanan tradisional, permainan tradisional, pendidikan tradisional. Pada tahun ini untuk pertama kalinya pameran menampilkan tema kain Nusantara, hal ini diharapkan dapat memperluas wawasan generasi muda terhadap warisan budaya Indonesia.
Acara ini turut dihadiri oleh Rektor UIN Sunan Kalijaga Prof. Noorhaidi Hasan, Dekan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, Prof. Dr. Nurdin, segenap Wakil Dekan, serta dosen Program Studi Ilmu Perpustakaan.Rektor dalam sambutannya, menyampaikan apresiasi yang mendalam terhadap kegiatan yang digelar mahasiswa ini. “Kita sangat bangga menyaksikan pameran budaya yang diselenggarakan Prodi Ilmu Perpustakaan ini. Ini adalah bentuk nyata kreativitas Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, sekaligus kontribusi penting bagi pelestarian keberagaman budaya Indonesia,” tutur Rektor. Ia juga menekankan bahwa perpustakaan bukan sekadar ruang sunyi yang penuh buku, melainkan juga menjadi penjaga warisan budaya. “Batik, tenun, dan berbagai kain tradisional lainnya layak dikoleksi perpustakaan sebagai pengetahuan yang hidup,” tambahnya, seraya membagikan pengalamannya saat tinggal di Belanda, di mana warisan dan kreativitas warga negara terdokumentasi dengan baik.
Sementara itu, Dr. Syamsul Arifin M. Ag, Wakil Dekan III Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, dalam sambutannya menekankan pentingnya keberlanjutan penyelenggaraan pameran dengan tema-tema yang bervariasi setiap tahunnya sehingga kegiatan ini perlu mendapat dianggarkan secara khusus agar kegiatan dapat berjalan lebih sempurna. Dr. Syamsul Arifin juga mengimbau agar kegiatan kemahasiswaan seperti ini semaksimal mungkin dapat dilaksanakan di lingkungan fakultas atau universitas sekaligus dipublikasikan secara masif di media sosial.
Adapun perwakilan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY, Erwi Kuswandari S.E., menyoroti keberagaman jenis kain yang ditampilkan dalam pameran. Erwi mengapresiasi ide cemerlang para mahasiswa yang telah menghadirkan berbagai jenis kain khas Nusantara dengan tampilan yang menarik.
Dengan demikian, Pameran IDKS bukan sekedar pameran budaya akan tetapi juga menjadi wujud konkret pelestarian budaya yang selaras dengan pembelajaran dalam penyajian informasi.