Perkembangan teknologi yang pesat saat ini tentulah menjadi peluang sekaligus tantangan bagi semua masyarakat, terkhusus mahasiswa. Pesatnya penggunaan teknologi dalam dunia pendidikan tentunya memiliki dampak yang besar bagi dunia pendidikan itu tersendiri. Perguruan Tinggi yang menjadi kiblat keilmuan sudah selayaknya ikut bersaing dan bersinergi bersama, sehingga dampak nyata dari keilmuan yang ada di Perguruan Tinggi lebih meningkat dan tersebar lebih luas lagi.
Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga, sebagai salah satu pilar pendidikan di Indonesia, akan selalu terus mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikannya terutama terkait dengan disiplin ilmu-ilmu humaniora. Kurangnya pandangan masyarakat terkait dengan ilmu-ilmu humaniora, membuat banyak pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam lingkungan masyarakat terkait dengan disiplin ilmu tersebut dengan perkembangan sekarang, apakah ilmu-ilmu humaniora mampu bersaing dengan pesatnya teknologi yang makin terus berkembang seiring dengan berkembangnya zaman? Bagaimana tantangan dan peluang yang akan dihadapi oleh disiplin ilmu tersebut ke depannya?
Kegiatan Studium General merupakan salah satu langkah bagaimana Fakultas Adab dan Ilmu Budaya dalam terus meningkatkan kualitas pendidikan dan mahasiswanya dalam melawan tantangan dan perkembangan zaman sekarang. Mengambil tema “Tantangan dan Peluang Ilmu-Ilmu Humaniora dalam Menghadapi Era Artificial Intelligence” diharapkan mampu memberikan dampak yang nyata bagi seluruh kalangan masyarakat akan keresahan-keresahan yang terjadi. Mendatangkan narasumber-narasumber hebat dari disiplin ilmu-ilmu humaniora, menjadi langkah dan komitmen nyata Fakultas Adab dan Ilmu Budaya dalam menangani hal tersebut.
Kegiatan yang dilaksanakan pada hari Rabu, 29 Oktober 2025 di Gedung Multi Purpose, UIN Sunan Kalijaga tersebut dihadiri oleh tiga narasumber besar seperti Prof. Dr. Anhar Gonggong, MA., Prof. Dr. Sangidu, M.Hum., serta Prof. Dr. Machasin, MA. Ketiga narasumber tersebut akan berdiskusi dan memberikan ilmunya terkait bagaimana tantangan dan peluang ilmu-ilmu humaniora dalam menghadapi era modern seperti sekarang. Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Para petinggi, Ketua Program Studi di lingkungan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh mahasiswa baru tahun 2025 Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
“Kita sekarang hidup dalam cengkeraman teknologi terkhusus Artificial Intelligence yang semakin pintar. Namun kita harus selalu optimis terkait dengan keilmuan yang kita miliki, bahwa teknologi tidak akan pernah menjadi subjek utama kehidupan kita” Ucap Prof. Dr. Nurdin, S.Ag., S.S., MA. selaku Dekan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya. Hal tersebut tentulah menjadi bukti nyata terkait dengan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya dalam melawan perkembangan zaman sekarang. Kegiatan tersebut kemudian dibuka oleh Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Prof. Dr. Istiningsih, M.Pd. Dalam sambutannya beliau juga mengatakan bahwa ilmu jangan sampai berhenti dalam lingkungan Perguruan Tinggi saja, melainkan keluar dan berdampak bagi masyarakat luas.
Selanjutnya kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi pertama yang disampaikan oleh Prof. Dr. Anhar Gonggong, MA dari UNIKA Atma Jaya Jakarta. Beliau langsung menyoroti terkait AI yang hanya sebagai alat dan bukan segalanya. Selama zaman terus berjalan, manusia juga akan selalu membuat berbagai penemuan-penemuan yang berfokus dalam mempermudah kehidupan mereka seiring jalan. Manusia tidak akan pernah berhenti berpikir dan berkembang demi menggapai sebuah kemudahan dalam kehidupan mereka. Maka dari itu, manusia sekarang tidak bisa pernah lepas dari yang namanya teknologi. Humaniora sebagai kunci keilmuan manusia, memiliki peran penting dalam mengontrol perkembangan teknologi. “Saya datang bukan untuk memberikan pembaharuan, namun saya datang untuk berdialog dengan masa depan. Masa depan berpegangan dengan teknologi, namun teknologi tidak akan mampu merusak hari depan kalian” ucap beliau dalam materinya.
Penyampaian materi selanjutnya disampaikan oleh Prof. Dr. Sangidu, M.Hum dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Beliau menekankan terkait dengan sinergi ilmu-ilmu humaniora dan teknologi terkhusus AI pada zaman sekarang. Eksistensi manusia sebagai pemimpin di bumi dan makhluk yang sempurna merupakan pondasi kuat bahwa manusia yang dapat mengontrol semuanya termasuk teknologi. Data menunjukkan bahwa Chat GPT sudah digunakan oleh lebih dari 180 juta user di seluruh dunia. Hal ini tentulah menjadi pandangan kita semua terkait kecenderungan manusia dengan teknologi. Di dunia pendidikan hal tersebut tentulah memiliki dua pandangan terkait dengan penggunaan teknologi, yakni membahayakan dan mencemaskan serta membantu dan mempermudah. Ilmu humaniora sebagai pemegang etika manusia, harus menjadi bekal bagi semua manusia terutama dalam mengendalikan teknologi.
Penyampaian terakhir disampaikan oleh Prof. Dr Machasin, MA. dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Beliau juga menyoroti terkait dengan perkembangan AI yang semakin cerdas dan pesat, terutama dalam dunia pendidikan. AI akan selalu berkembang sejalan dengan perkembangan zaman. Namun tidak semua jawaban AI itu 100% benar sehingga kita perlu kembali meninjau dan membandingkan dengan sumber rujukan lain. Maka dari itu, kita seharusnya menjadikan AI sebagai alat diskusi kita untuk menemukan jawaban yang sesuai dengan yang kita inginkan. Jika kita memperlakukan AI sebagai alat diskusi setiap harinya, maka suatu saat AI tersebut akan terus berkembang dan memberikan jawaban yang benar. Jangan pernah langsung menanggapi kebenaran jawaban tersebut, namun cobalah dengan menentang hasil jawaban yang diberikan. Harapannya tentulah kita sebagai manusia yang menciptakan AI itu sendiri bisa menguasainya, bukan malah terbalik dengan AI yang menguasai manusia sehingga manusia akan lalai.
Kegiatan tersebut kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan diskusi antara mahasiswa dengan narasumber. Harapannya sesi diskusi dan tanya jawab ini bisa menjadi pemantik dan semangat mahasiswa untuk terus dan selalu berpikir kritis dalam menyikapi permasalahan dan tema yang diangkat saat itu. Sinergi antara ilmu-ilmu humaniora dan teknologi harus selalu berjalan bersama yang diharapkan mampu memberikan manfaat dan dampak positif bagi seluruh kalangan masyarakat terkhusus di dunia pendidikan sehingga mampu mencapai cita-cita dan tujuan yang kita harapkan selama ini demi kemajuan bangsa Indonesia lebih baik.