MENGUPAS AYAT-AYAT QUR’AN DALAM MAJMU’AH AL-TAZKIRAH DALAM FORUM BI-WEEKLY FADIB

Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga kembali mengadakan diskusi ilmiah dalam kegiatan Bi-Weekly Forum. Forum yang sudah sampai pada seri yang ke-31 tersebut mengusung tema diseminasi tesis unggulan yang berjudul “Ayat-ayat Al-Quran dalam Majmu’ah Al-Tazkirah (Kajian Intelektualitas Julia Kristeva)”, karya Ahmad Hizkil, M.Hum., alumni Magister Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Pembahas dalam diskusi ini adalah Dr. Laily Fitriani, M.Pd. (Pascasarjana UIN Maliki Malang), dan dimoderatori oleh Nurul Leyly Rahmawati, Lc., M.Hum. Acara tersebut dilaksanakan pada Jumat, 22 Juli 2022, pada pukul 13.30-15.30 WIB.

Majmu’ah Al-Tazkirah merupakan salah satu karya Mirza Ghulam Ahmad (MGA) yang banyak mengisahkan perjalanan spiritualnya sendiri. Muatan yang ada di dalamnya juga banyak mengandung hal-hal yang menarik seperti, gaya bahasa Quran yang sering digunakan dalam redaksi kitab tersebut. Menurut Narasumber, Ahmad Hizkil, setidaknya ada empat wujud redaksi yang ada di dalamnya, di antaranya adalah, redaksi satu atau beberapa ayat secara utuh, redaksi satu ayat dengan transformasi pada bagian tertentu, redaksi potongan ayat tanpa transformasi, redaksi potongan ayat dengan transformasi pada bagian tertentu. Pada kesimpulan, dia menegaskan bahwa dari segi redaksi. Ayat quran dalam Majmu’ah secara umum mengalami penyusunan ulang dengan bentuk yang sama atau berubah pada bagian-bagian terntentu. Dari segi konteks, “wahyu-wahyu” dalam Majmu’ah yang mirip dengan quran secara umum berinterteks dengan konteks perjalanan hidup Nabi Muhammad Nabi Musa dan Nabi Isa.

Menurut Dr. Laily, karya ini sudah sangat komprehensif dalam menjelaskan secara detil tentang hubungan Majmu’ah dengan Quran. Ayat Quran menjadi hypogram dari karya MGA tersebut dan karya MGA ini menjadi transformasi dari hypogram tersebut. Dia menambahkan bahwa temuan tesis ini sangat menarik sebab mengilustrasikan bagaimana figur MGA terinspirasi oleh Quran dan melakukan transformasi dalam bentuk penambahan berdasarkan mimpi-mimpinya. Pada akhirnya MGA sengaja melakukan transformasi ini sebagai legalitas posisi pemimpin dalam ajarannya, sehingga hypogram ayat-ayat Quran adalah karena dia mendalami ilmu Quran dan literatur Islam.