Kamis, 20 November 2025, Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta kembali mengadakan kegiatan yang tidak kalah bermanfaat dengan kegiatan sebelumnya. Setelah sukses menggandeng Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) dan Guru-Guru Besar dalam bidang Ilmu Humaniora, Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta kembali menunjukkan perhatiannya dalam dunia pendidikan.
Sebagai bukti nyata bahwa Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta telah mencetak berbagai generasi-generasi hebat bangsa, pada hari ini, Fakultas Adab dan Ilmu Budaya menggandeng bapak Noor Huda Ismail, Ph.D selaku lulusan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya Program Studi Bahasa dan Sastra Arab yang sekarang sedang berkiprah di Nanyang Technological University Singapore (NTU).
Pada kesempatan kali ini, Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta mengadakan kegiatan Workhsop Branding Fakultas sebagai upaya pengenalan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta agar lebih dikenal masyarakat luas. Kegiatan ini nantinya berlangsung selama dua hari, mulai dari hari Kamis-Jumat, 20-21 November 2025 di Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Kegiatan ini tidak hanya diikuti oleh kalangan petinggi Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, melainkan dosen-dosen dari seluruh program studi di Fakultas Adab dan Ilmu Budaya serta para mahasiswa yang harapannya nanti berdiskusi dan memberikan masukan terkait dengan ke depannya.
“Banyak prodi di Fakultas Adab dan Ilmu Budaya yang masih belum memenuhi kuota pendaftaran saat Pendaftaran Mahasiswa Baru (PMB) kemarin. Maka harapannya dengan diadakannya kegiatan branding ini, mampu meningkatkan jumlah pendaftar dan mengenalkan fakultas lebih luas lagi” ucap Prof. Dr. Nurdin, S.Ag, S.S, MA selaku Dekan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dalam sambutannya. Pada kegiatan ini, Fakultas Adab dan Ilmu Budaya mengundang narasumber hebat yang tentunya merupakan salah satu alumni Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tepatnya dari Program Studi Bahasa dan Sastra Arab yaitu bapak Noor Huda Ismail, Ph.D. Beliau merupakan penulis, sutradara dan akademisi hebat yang Namanya sudah tidak asing lagi di dunia publik Indonesia. Saat ini, beliau menjadi salah satu dosen dan peneliti di salah satu universitas terbaik dunia, Nanyang Technological University Singapore (NTU).
Pada kesempatan kali ini, beliau berbagi ilmu tentang bagaimana cara membranding sesuatu yang nantinya bisa diaplikasikan diberbagai acara atau sesuatu. “Ketika kita akan berbicara, kita harus tahu audiens kita. Setiap audiens memiliki karakteristik masing-masing dan tidak sama satu sama lain. Semua hal terkadang penting, namun tinggal tujuan audiens yang kita tuju apakah sudah sesuai atau tidak” ucap beliau saat membuka sesi workshop. Sesi workshop hari pertama ini dibuka dengan diskusi mengenai cara membranding yang baik dan tepat. Setiap orang pastinya ingin memberikan informasi dan pengenalan sesuatu yang ingin dipromosikan dilirik oleh banyak orang. Namun banyak orang yang lupa tentang strategi yang digunakan sehingga produk tersebut bisa lebih lama dikenal dan dicari oleh audiens atau konsumen.
Sebeleum membuat konsep dari konten atau media yang akan diinformasikan dan disebarkan, kita seharusnya mencari terleih dahulu masalah yang ada di sekitar kita. Walaupun sebuah ide bisa muncul kapan saja dan apa saja, namun tidak semua ide bisa berjalan dan bedampak positif terhadap apa yang akan kita brandingkan. Setelah menemukan masalahnya, Langkah selanjutnya adalah mencari tahu dan situasi terkini di masyarakat mengenai hal yang akan kita kenalkan. Contohnya, jika kita ingin mengenalkan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya sehingga menarik peminat calon mahasiswa, kita harus tahu dulu mengapa minta mahasiswa untuk mendaftar kuliah terkhusus di Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga semakin menurun. Kegiatan tersebut berlangsung dengan diadakannya diskusi antara mahasiswa dan dosen dengan membuat Forum Grup Diskusi yang berisi campuran antara mahasiswa dan dosen. Hal tersebut dilakukan oleh beliau sebagai bentuk tukar piker dan diskusi bersama sehingga diharapkan mampu menumbuhkan ide yang lebih baik lagi
Setiap generasi tentulah memiliki pendapat yang berbeda, sehingga kita perlu berkolaborasi antar generasi untuk menemukan masalah yang sedang terjadi saat ini sehingga membuat banyak calon mahasiswa tidak mau melanjutkan pendidikan mereka. Masalah yang ditentukan tentunya bukan hanya dari eksternal saja, kita juga harus melihat apakah sumber masalah tersebut juga ada yang berasal dari internal? Maka dari itu, penting bagi kita untuk melihat masalah dan situasi terkini mengapa hal tersebut bisa terjadi sehingga kita mampu mencari dan membuat ide yang sesuai dengan kondisi yang sedang terjadi.