Yogyakarta – Setelah acara pembukaan yang hangat, Konferensi International
Library and Information Science Society (I-LISS) ke-9 memasuki hari kedua
yang penuh dengan agenda ilmiah. Bertempat di Fakultas Kedokteran UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta, Kamis (21/8), para akademisi dan praktisi dari berbagai
negara berkumpul untuk mendalami tema "Revisiting Competencies:
Preparing the Next Generation of Library and Information Science Professionals".
Sejak pukul 07.30 WIB, registrasi peserta dimulai dengan pemutaran video
profil UIN Sunan Kalijaga dan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya. Acara pembukaan
resmi, yang dipandu oleh MC Dr. Tika Fitriyah dan Idzki, dibuka dengan
penampilan musik kolaboratif dan diiringi masuknya para tamu VVIP dengan lagu Tholaal
Badru. Suasana khidmat terasa saat pembacaan ayat suci Al-Qur'an oleh M.
Bagus Febriyanto, M.Hum, diikuti dengan kumandang lagu kebangsaan Indonesia
Raya dan Himne UIN Sunan Kalijaga.
Rangkaian sambutan yang menjadi inti acara pembukaan acara konferensi di
hari kedua disampaikan oleh para tokoh penting, diawali oleh Ketua Panitia
Thoriq Tri Prabowo, Ph.D., disusul Ketua Umum ASDIP Prof. Dr. Nurdin Laugu,
Presiden I-LISS Prof. Dong-Geun Oh, Ph.D. dan terakhir sambutan dari Rektor UIN
Sunan Kalijaga, Prof. Noorhaidi Hasan, M.A., M.Phil., Ph.D.
Dalam sambutannya yang menginspirasi, Prof. Noorhaidi Hasan, M.A., M.Phil.,
Ph.D., Rektor UIN Sunan Kalijaga, menegaskan kembali peran sentral perpustakaan
bagi sebuah institusi pendidikan. Beliau menyatakan, "Library is the
heart of the university," atau "perpustakaan adalah jantung
universitas." Pernyataan ini bukan sekadar metafora, melainkan penegasan
bahwa perpustakaan merupakan pusat vital di mana ilmu pengetahuan, riset, dan
inovasi berdenyut. Sebagai jantung yang memompa darah kehidupan akademik,
perpustakaan menyediakan sumber daya informasi yang esensial, memelihara
tradisi keilmuan, dan menjadi fondasi utama bagi kemajuan sebuah universitas.
Dengan demikian, rektor menekankan pentingnya terus mengembangkan perpustakaan
agar tetap menjadi sumber daya vital yang mendukung seluruh ekosistem akademik.
Setelah sambutan dari Prof. Noorhaidi Hasan, M.A., M.Phil., kemudian jeda Coffee
Break beberapa saat dan kemudian konferensi beralih ke sesi ilmiah utama.
Dr. Witriani menjadi moderator sesi keynote speaker yang menghadirkan
dua tokoh terkemuka: Prof. Dong-Geun Oh, Ph.D. dari Korea Selatan dan Dr. P.
Rajendran, Ph.D. dari India, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal
I-LISS. Mereka memaparkan perspektif global tentang arah masa depan profesi
LIS.
Sesi kemudian dilanjutkan dengan sesi invited speakers yang terbagi
menjadi tiga bagian. Sesi pertama, yang masih dimoderatori oleh Dr. Witriani,
menghadirkan Prof. Dr. Namtip Wipawin (I-LISS Thailand), Prof. B. Ramesh Babu,
Ph.D. (I-LISS India), dan Prof. Dr. Laksmi, S.S., M.A. dari Universitas
Indonesia. Mereka membahas berbagai topik mulai dari kompetensi digital hingga
peran perpustakaan dalam pelestarian budaya.
Sesi selanjutya, dengan Muhammad Solihin Ariyanto, S.S., M.LIS. sebagai
moderator, menampilkan Dr. Ma. Lindie D. Masalinto (I-LISS Filipina), Assoc.
Prof. Dr. Shamila M. Shuhidan dari Malaysia, serta Dr. Irvan Mulyadi, M.A.
(I-LISS Indonesia). Diskusi berfokus pada inovasi dan praktik terbaik dalam layanan
informasi.
Setelah jeda makan siang, sesi ketiga dipimpin oleh Febriyanti Dwiratna
Lestari, M.A., menghadirkan Eungi Kim, Ph.D. (Keimyung University), Ainul
Yaqin, M.Ed. (UIN Sunan Kalijaga), dan Dr. Lee Chu Keong dari Singapura.
Pembicara membahas pendidikan LIS di abad ke-21 serta pendekatan baru dalam
melatih profesional muda. Rangkaian presentasi ini memberikan wawasan mendalam
dan memantik diskusi kritis di antara para peserta, memperkuat pemahaman
tentang tantangan dan peluang yang ada di depan mata.