Dilihat 0 Kali

01_949_Foto web adab (62).jpg

Selasa, 22 Juli 2025 13:32:00 WIB

FADIB UIN Sunan Kalijaga Tegaskan Urgensi Ilmu Adab dalam Era Kecerdasan Buatan pada Forum ADIA 2025 di Surakarta

Forum ilmiah tahunan ADIA Annual International Conference 2025 resmi dibuka pada Senin, 21 Juli 2025, bertempat di Hotel Syariah Solo, Surakarta dan akan berlangsung sampai tanggal 25 Juli 2025. Kegiatan ini menjadi ajang pertemuan para akademisi dan peneliti dari berbagai perguruan tinggi nasional dan internasional yang tergabung dalam Asosiasi Dosen Ilmu-ilmu Adab (ADIA), mengusung tema besar “Cultural Resilience and Digital Literacy for a Diverse Society .”

Dalam sambutan pembukaannya, Dekan Fakultas Adab dan Bahasa UIN Raden Mas Said Surakarta, Prof. Dr. H. Imam Makruf, S.Ag., M.Pd., menekankan bahwa forum ini bukan sekadar ruang ilmiah, melainkan wahana penting untuk mempererat kerja sama dan sinergi keilmuan lintas kampus. “Kami sangat mengapresiasi kehadiran seluruh peserta, dan berharap forum ini mampu menghasilkan kontribusi nyata bagi perkembangan ilmu adab di era digital,” tuturnya. Rektor UIN Raden Mas Said Surakarta, Prof. Dr. H. Toto Suharto, S.Ag., M.Ag., turut membuka kegiatan secara resmi. Ia menyoroti pentingnya pendekatan interdisipliner dalam menghadapi tantangan global yang kompleks. Menurutnya, literasi digital dan pelestarian budaya merupakan kunci menjaga keberlanjutan nilai dan jati diri bangsa di tengah transformasi teknologi.

Ketua ADIA, Prof. Dr. H. Faisol Fatawi, M.Ag. dari UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, dalam paparannya menyampaikan kekhawatirannya terhadap perkembangan pesat kecerdasan buatan yang belum sepenuhnya diimbangi dengan kesiapan etis dan sosial dalam dunia pendidikan. Ia mengajak seluruh peserta untuk kembali meneguhkan nilai-nilai adab sebagai rambu moral di tengah laju inovasi teknologi. Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Prof. Dr. Suyitno, M.Ag., yang hadir secara daring sebagai keynote speaker, menekankan urgensi kolaborasi lintas bidang keilmuan serta pentingnya pembangunan manusia yang seimbang antara spiritualitas, keberlanjutan lingkungan, dan kemanfaatan sosial. “Ilmu adab memiliki peran penting dalam merajut kembali harmoni sosial di tengah gempuran digitalisasi global,” ujarnya.

Hari kedua forum, Selasa (22/07), diisi oleh sesi pleno yang menghadirkan pemikir-pemikir terkemuka dari dalam dan luar negeri. Di antaranya Dr. Restu Gunawan, M.Hum. dari Kementerian Kebudayaan RI yang membahas tantangan pelestarian budaya lokal dalam era digital, serta Dr. Suzi Handayani, M.A. dari FIB UGM yang menyoroti urgensi penguatan identitas lokal dalam sistem pendidikan. Perspektif internasional dihadirkan oleh Assoc. Prof. Dr. Ermy Azziaty Rozali (Universiti Kebangsaan Malaysia) dan Prof. Dr. Sharief Saad Mohamed Aljayyar (Beni Suef University, Mesir), yang mengulas pergeseran paradigma humaniora dalam konteks global kontemporer.

Dengan penuh semangat kebersamaan dan komitmen akademik, Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta turut serta dalam ADIA Annual International Conference 2025 ini sebagai participant dan presenter. Dalam forum ADIA ini juga menjadi forum diskusi Asosiasi Program Studi, dan juga akan dipresentasikan 92 makalah dari para dosen Ilmu Adab berbagai perguruan tinggi yang membahas tema-tema seperti sastra, filologi, sejarah, budaya, dan transformasi pendidikan berbasis digital. Ini membuktikan bahwa ilmu-ilmu adab tetap dinamis dan mampu merespons tantangan zaman.

Pada kesempatan ini, Dekan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof. Dr. Nurdin, S.S., S.Ag., M.A., menyampaikan pentingnya menjadikan ilmu adab sebagai fondasi dalam membentuk keilmuan yang holistik dan humanis. Ia menekankan bahwa FADIB UIN Sunan Kalijaga berkomitmen untuk memperkuat kolaborasi akademik, memperkaya kajian adab berbasis nilai-nilai kultural dan spiritual, serta membangun kurikulum yang adaptif terhadap dinamika teknologi dan budaya global. “Ilmu adab tidak boleh tertinggal. Justru harus memimpin dalam menyelaraskan antara kemajuan teknologi dan nilai kemanusiaan,” tegasnya. Forum ADIA 2025 di Surakarta menjadi bukti nyata bahwa ilmu adab memiliki posisi strategis dalam membentuk arah peradaban yang berkeadaban, sekaligus menjawab tantangan zaman yang ditandai dengan pesatnya perkembangan kecerdasan buatan.