Dilihat 0 Kali

01_362_Foto web adab (58).jpg

Selasa, 24 Juni 2025 15:45:00 WIB

Dua Dosen Prodi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab Dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Menjadi Presenter Dan Moderator Dalam Konfrensi Dan Pertemuan Umum Pada Kongres Pustakawan Asia Tenggara

Yogyakarta, 23 Juni 2025 - Dua Dosen Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Dr. Labibah, MLIS dan Marwiyah, S.Ag., S.S., M.LIS menghadiri dan berperan aktif menjadi presenter dan moderator dalam perhelatan Konferensi dan Pertemuan Umum pada Kongres Pustakawan Asia Tenggara (Congress of Southeast Asian Librarians/CONSAL) XIX. Materi paper yang disampaikan oleh ke dua presenter tersebut adalah Implementation Of SDG 10 (Reduced Inequality) In The Library of UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Indonesia. Acara kongres pustakawan terbesar dan bergengsi se-Asia Tenggara ini diselenggarakan pada tanggal 16-19 Juni 2025 di the World Trade Centre (WTC) Kuala Lumpur Malaysia. Negara-negara yang menghadiri forum ini adalah Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, dan Timor Leste. Forum ini bertujuan untuk berdiskusi serta berbagi informasi mengenai perpustakaan serta profesi pustakawan. Pada CONSAL XIX ini, semua perwakilan negara di ASEAN bertemu dan berkumpul.

Hadirnya mereka berdua selaku presenter dalam acara tersebut menjadi kebanggaan untuk UIN Sunan Kalijaga dan sekaligus menegaskan posisi strategis Indonesia dalam percaturan akademik perpustakaan. Diharapkan, acara ini menjadi media penguatan kerja sama antara UIN Sunan Kalijaga dan pegiat serta akademisi ilmu perpustakaan, terutama dalam bidang riset, publikasi bersama, serta pertukaran dosen juga mahasiswa.

Perlu diinformasikan bahwa tema untuk CONSAL XIX adalah “Inclusive Knowledge: Bridging Divides, Empowering All“ (“Pengetahuan Inklusif: Menjembatani Perbedaan, Memberdayakan Semua”), dengan tagar “Memanfaatkan Inklusivitas, Memberdayakan Kemanusiaan.” Tema ini menggarisbawahi komitmennya terhadap inklusivitas dengan menyediakan akses dan sumber daya yang sama bagi semua orang. Tema ini juga mendorong keyakinan bahwa pengetahuan dan pemberdayaan harus dapat diakses oleh semua orang, menekankan pentingnya menjembatani berbagai perbedaan—baik itu sosial ekonomi, budaya, teknologi, atau bentuk lainnya, terlihat maupun tidak terlihat.