Wajah Politik di Andalusia dalam Novel Hatif min al-Andalus karya Ali al-Jarim

Ali al-Jarim adalah salah seorang ahli gramatika Arab sekaligus sastrawan Mesir yang masyhur. Salah satu masterpiece-nya adalah Hatif min al-Andalus. Karya ini sangat menarik, sebab menyajikan sejarah Islam di Andalusia, apalagi dikemas dalam bentuk novel. Untuk membedah novel itu, Bi-Weekly Forum Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga mengadakan diseminasi bedah tesis unggulan berjudul “Dinamika Politik Masyarakat Andalusia dalam Novel Hatif min al-Andalus Karya Ali al-Jarim”. Pembicara dalam diskusi ini adalah alumni UIN Sunan Kalijaga sekaligus peneliti novel tersebut, Amiroh Nichayatun Munir Azizah, M.A., M.Hum.. Diskusi yang diadakan pada Jumat, 11 Maret 2022 ini dipandu oleh moderator, Prof. Dr. M. Pribadi, M.A.

Dalam pemaparannya, Amiroh memaparkan latar belakang penulis novel, Ali al-Jarim. Dia adalah sastrawan dan pakar bahasa Arab kelahiran Rasyid, Mesir tahun 1881. Dia juga hidup dalam atmosfer dimana sastrawan Muslim muncul, seperti, Ahmad Syauqi, Thaha Husein, Mahmud Fahmi dan lainnya, sehingga ada banyak pengaruh dari mereka terhadap pemikiran Ali al-Jarim. Memiliki setting waktu tahun 1000 M, tesis ini menggunakan teori konflik Dahrendorf, yang dalam wujudnya tampak representasi dinamika konflik sosial masyarakat Andalusia. Beberapa konflik yang diilustrasikan seperti konflik social antara kelompok berkepentingan seperti konflik antara pemerintah Ibnu Jahwar dengan rakyat, Abu Walid dengan Ibnu Zaitun kemudian ada juga konflik sosial kelompok kuasi, seperti itu Zaitun dengan Ibnu Abdus, kerajaan Cordova dengan kerajaan Sevilla.

Novel yang beraliran Realisme historis ini menggambarkan Islam di Andalusia. Lewat novel ini, Ali al-Jarim untuk mengingatkan kembali pada pembaca bagaimana kekuasaan Islam dengan mudah menyebar di berbagai kota di Andalusia sampai delapan abad lamanya (711-1492). Menurut Amiroh, novel ini hanya mempresentasikan bagaimana Islam di Andalusia saat periode perpecahan Islam di Andalusia menjadi kurang lebih 30 kerajaan kecil atau Muluk at-Tawaif akibat konflik internal umat Islam di sana. Sastrawan yang bernama lengkap Ali bin Shalih bin Abdil Fattah Al-Jarim itu tidak pernah ke Spanyol, namun mampu membuat novel tentang Andalusia, hal itu sangat dimungkinkan dia juga membaca sumber tentang sejarah Islam di Andalusia. Karya ini juga sekaligus mengingatkan rakyat muslim di Mesir di masa itu supaya jangan sampai nasib mereka sama seperti Andalusia yang pernah dikuasai oleh pemerintah monarki.