Yogyakarta – Fakultas
Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga kembali melangsungkan seminar
internasional bertajuk ”International Student Seminar on Green Campus and SDGs
from Humboldt University Germany and UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Perspectives” pada Jum’at, 19 September 2025. Bertempat di Auditorium Gedung
Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, kegiatan ini menjadi ajang untuk saling
berbagai wawasan mengenai SDGs (Sustainable Development Goals) atau disebut
juga komitmen bersama untuk mencapai kesejahteraan masyarakat sekaligus tetap
melestarikan lingkungan.
Dalam seminar
ini, Fakultas Adab menghadirkan dua pembicara utama, yakti seorang dosen Bahasa
Indonesia dari Universitas Humboldt, Esie Henstein serta Prof. Dr. Nurdin,
S.Ag., S.S., M.A, dekan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya. Esie Henstein merupakan
dosen yang sudah mengajar selama 28 tahun di Universitas Humboldt, Jerman,
sebuah kampus yang sudah berdiri sejak dua abad yang lalu. Selain Esie Henstein
sendiri, ia juga membawa serta beberapa mahasiswanya dalam seminar
internasional ini.
Sambutan pembuka
dibawakan oleh Prof. Dr. Nurdin, S.Ag., S.S., M.A. dan kemudian dilanjutkan
oleh Esie Henstein yang menyampaikan bahwa dengan adanya SDGs ini, beberapa
dari mereka menjadi vegan dan bahkan menjual mobil mereka demi mengurani emisi
CO2. Kedatangannya ke Indonesia tidak hanya menjadi pembicara dalam seminar
internasional, namun juga kembali ke kampung halamannya di Pontianak,
Kalimantan Barat untuk membantu anak-anak di sana menjaga kesehatan gigi dan
mulut.
Setelah sambutan
dari dua pembicara utama, kegiatan dilanjutkan dengan presentasi oleh tiga
mahasiswa dari masing-masing Universitas. Bagian pertama presentasi disampaikan
oleh tiga mahasiswa Universitas Humboldt, Moritz, Fabian, serta Olga.
Masing-masing dari mereka membahas tentang reboisasi dan penghijauan, tentang
bagaimana penggunaan tanaman endemik untuk memulai penghijauan, yang kemudian
dilanjutkan tentang pengenalan energi terbarukan seperti PLTS (Pembangkit
Listrik Tenaga Surya) terapung dan yang terakhir adalah tentang pencemaran
mikro plastik di laut atau sungai, yang mana plastik sulit terurai bahkan
setelah ratusan tahun lamanya. Setelah ketiga mahasiswa Universitas Humboldt
menguraikan presentasi mereka, tiga mahasiswa dari program studi SKI, Fakultas
Adab memaparkan hasil mereka. Nurul, Zahra, serta Fadhil menjabarkan apa saja
proyek green campus yang sudah ada di UIN Sunan Kalijaga.
Dengan
diakhirinya sesi presentasi dari kedua Universitas, dilanjutkan dengan sesi
tanya-jawab oleh para peserta seminar. Dalam sesi tanya jawab ini ada banyak peserta yang
begitu antusias untuk bertanya, bahkan tidak hanya satu orang yang menjawab
untuk memberikan berbagai macam perspektif. Sesi ini menghadirkan begitu banyak
hal yang baru, seperti tentang kantin di Universitas Humboldt yang menghadirkan
makanan yang mengurangi CO2 bahkan hanya menyajikan makanan berbahan daging di
hari Jum’at saja, selain itu, dalam 4 hari dalam seminggu mereka menyajikan
makanan berbahan Seitan, pengganti daging yang populer di kalangan vegetarian.
Selain itu, disebutkan pula ada sebuah pohon yang mampu menyerap emisi CO2,
pohon Kiri, pohon yang berasal dari China dan Jepang yang berhasil
dikultivasikan untuk tumbuh di lingkungan Jerman. Ada juga yang bertanya
tentang kontribusi agama terhadap lingkungan, yang kemudian dapat dikaitkan
dengan beberapa hadist dan surah dalam Al-Qur’an, Al-Baqorah:205. Setelah
berakhirnya sesi tanya-jawab yang begitu bersemangat, kegiatan ini diakhiri
dengan sesi foto bersama antara pembicara, dosen Fakultas Adab serta para
mahasiswa yang hadir.