Organisasi Mahasiswa Fakultas Menggelar Rapat Kerja

Usai dilantik 29 Januari 2021 lalu, Pengurus Ormawa Fakultas Adab dan Ilmu Budaya menyelenggarakan rapat kerja pada Senin, 22 Februari 2021. Rapat kerja yang diselenggarakan di Aula Yayasan Amal Insani ini dibuka dengan basmalah dan bacaan ayat suci al-Qur’an yang kemudian diikuti dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Hymne UIN Sunan Kalijaga.

Acara ini dihadiri oleh Wakil Dekan II dan Wakil Dekan III. Dalam sambutannya, WD II menyampaikan permintaan maaf atas ketidakhadiran Dekan Fakultas Adab dikarenakan ada dua acara yang diselenggarakan bersamaan. Wakil Dekan II sendiri menyampaikan tidak dapat mengikuti acara hingga selesai, sebab harus menggelar sidang usulan keringanan UKT bagi mahasiswa yang terkena musibah dan terdapak Covid-19. Meski demikian, WD II menyempatkan untuk mengikuti dialog dan mendengarkan kritik, saran, dan usulan para pengurus ormawa kepada Fakultas, utamanya yang berkaitan dengan anggaran kegiatan mahasiswa dan fasilitas fakultas.

Wakil Dekan II juga berpesan bahwa ukuran mahasiswa pintar atau tidak itu bukan hanya di kelas. Banyak juga mahasiswa yang di kelas kurang bagus, tapi dalam masyarakat justru sebaliknya. WD II berharap kegiatan-kegiatan di luar perkuliahan yang akan dirancang dan deiselenggarakan ormawa nantinya dapat memberikan bekal, kemampuan, dan pengalaman yang tidak didapatkan di kelas. Oleh karena itu kemampuan organisasi itu juga penting.

WD II juga menyampaikan bahwa hal-hal yang berkaitan dengan pengembangan keterampilan selalu didukung oleh Fakultas. Sebagai bukti, bila dihitung, sebenarnya anggaran untuk kegiatan mahasiswa itu justru dua setengah kali lebih besar dari anggaran jurusan. Anggaran mahasiswa bisa mencapai 170 juta, sementara jurusan hanya 70 juta. Maka ini harus dimanfaatkan dengan baik. Sebelum menutup sambutannya WD II berharap semoga rapat kerja yang mereka selenggarakan betul-betul akan merumuskan kegiatan-kegiatan yang menambah kemampuan mahasiswa. Sambutan ditutup dengan WD II membuka acara rapat kerja secara simbolis dengan bacaan basmalah dan ketukan palu.

Wakil Dekan III yang juga turut hadir, dalam sambutannya menyampaikan bahwa ToR kegiatan-kegiatan dari Ormawa sudah mulai masuk. WD III tidak ingin terlalu panjang lebar dan segera membuka dialog dengan Ormawa, mendengarkan usulan, kritik dan saran. WD III kemudian memberikan kesempatan pada Ringgal (DEMA-F) dan Riski (SEMA-F) untuk menyampaikan hal-hal yang dirasa perlu.

Ringgal mewakili DEMA-F menyampaikan bahwa mereka akan menyelenggarakan dua acara besar, yakni Festival Pekan Budaya dan Pelatihan Karya Tulis Ilmiah. Untuk acara Festival Pekan Budaya akan merangkum banyak kegiatan. Diantaranya perlombaan-perlombaan yang tentunya juga akan dikordinasikan dengan tiap HMPS. Selain itu akan ada juga pameran budaya virtual, workshop seni dan budaya, dan pegelaran seni budaya. Untuk total rancangan anggaran sekitar 7 juta rupiah.

Ringgal juga mengusulkan agar anggaran DEMA-F tahun depan dapat dinaikkan. Sebab menurutnya status DEMA-F “setara provinsi”, sementara HMPS statusnya “setara kebupaten”. Hal ini menjadi agak janggal ketika anggaran DEMA-F dan HMPS disamakan. Usulan lainnya, DEMA-F ingin ada ruang audiensi antara mahasiswa dan fakultas, sehingga aspirasi dapat disampaikan dengan mudah. Selain itu DEMA-F meminta agar fasilitas fakultas diperbaiki terutama perangkat sound system. Menurut DEMA-F, ruang teatrikal fakultas juga perlu ditata ulang, sehingga ruangan tersebut dapat dipakai mahasiswa untuk menyelenggarakan kegiatan dengan nyaman. DEMA-F juga meminta fakultas melengkapi perangkat-perangkat lain yang menurut mereka perlu seperti kamera, akun zoom khusus untuk kegiatan kemahasiswaan dan perangkat lain, sehingga mahasiswa tidak perlu menyewa lagi.

Risky mewakili SEMA-F menyampaikan bahwa Kongres Mahasiswa Fakultas telah lama vakum sejak 2016. Untuk membekali pengetahuan mahasiswa mengenai penyusunan UU, SEMA-F akan mengundang narasumber dari DPRD DIY. Risky juga menyampaikan permintaan kenaikan anggaran pemilwa. Sebab pada situasi pandemi seperti sekarang menuntut panitia menyiapkan perangkat-perangkat pendukung untung menyukseskan pemilwa secara daring.

SEMA-F juga membenarkan apa yang disampaikan Ringgal mengenai ruang teatrikal fakultas. Kegiatan mahasiswa sering tidak diselenggarakan di ruang teatrikan dikarenakan fasilitasnya yang kurang memadai. Selain itu fakultas juga tidak memiliki ruang untuk sidang SEMA-F. SEMA-F juga menyusulkan agar mahasiswa dilibatkan dalam pembagian anggaran dalam LKM sebab SEMA-F juga memiliki komisi budgeting. SEMA-F juga mengamini usulan Ringgal mengenai ruang dialog mahasiswa dengan fakultas sebagai wadah penyampaian aspirasi mahasiswa.

Wakil Dekan II yang menyimak usulan, saran, dan kritik SEMA-F dan DEMA-F kemudian memberikan tanggapan. WD II menyampaikan terima kasih atas saran dan usulan mereka. Terkait perbaikan fasilitas fakultas sudah dimulai. Mengenai ruang teatrikal untuk sementara WD 2 belum bisa menjawab, sebab dari awal memang disayangkan mengapa kita tidak memiliki ruang teatrikal yang bagus seperti fakultas lain. WD II berharap semoga segeramenemukan solusi mengenai permasalahan ini. Sound system dan fasilitas perlahan telah diperbaiki. Terkait ruang audiensi, fakultas dipastikan akan membuka ruang dialog dengan mahasiswa. Komunikasi menjadi semua kunci untuk menyelesaikan permasalahan. Ini sudah dimulai kemarin ketika mahasiswa dan gakultas audiensi soal pengajuan keringanan UKT.

Soal anggaran, WD II tidak hanya sendiri menentukan anggaran. Suara dari teman-teman mahasiswa akan disampaikan WD II pada forum, semoga bisa dikabulkan. Artinya semua aspirasi ini akan dibawa dan disampaikan. WD II berharap mahasiswa sering melakukan berdialog dengan dekanat. WD II kemudian menutup tanggapannya dengan meminta undur diri karena harus menggelar rapat mengenai pengajuan keringana UKT.

WD III yang menyambung tanggapan WD II berharap menyiapkan mahasiswa menyiapkan ToR yang lengkap dan detil. Sebab ToR itulah yang menjadi guidance untuk menyelenggarakan acara. Dengan ToR juga mahasiswa memiliki argumentasi yang lebih baik karena berbasis data, tidak hanya lisan. Oleh karenanya ToR itu penting. Karena ToR itu nantinya dijadikan dasar sebagai revisi RKAKL. WD III juga menyampaikan agar ToR disampaikan langsung kepada WD II. WD III berharap semoga raker kali ini dapat menghasilkan keputusan yang maksimal utamanya terkait dua tema besar kegiatan-kegiatan yang akan diusulkan, yakni pengembangan softskill, dan juga peningkatan kemampuan akademik. Hal ini bisa melalui kegiatan perlombaan, pembuaatan film semisal digitalisasi sejarah, atau usulan lain. WD III berharap lomba-lomba yang akan diselenggarakan minimal berlevel nasional, bahkan internasional. Untuk SI dan BSA diusahakan internasional. Sehingga itu meningkatkan pengakuan internasional.

Acara dilanjutkan dengan studium general oleh Ir. Cungki Kusdarjito, M.P. Ph.D. bertajuk “Model Kepemimpinan dalam Situasi Turbulen. Usai studium general, peserta rapat kerja beristirahat makan siang dan melaksanakan salat Dzuhur. Acara dilanjutkan dengan Sidang Pleno, Sidang Tetap, dan Rapat Kerja Ormawa.[]