Sastra Inggris FADIB UIN Sunan Kalijaga Selenggarakan Konferensi Nasional Bertajuk “CONTEMPORARY ISSUES IN ISLAM AND ENGLISH LITERATURE”

Sesuai dengan semangat “integrasi-interkoneksi” yang dipegang teguh, Prodi Sastra Inggris UIN Sunan Kalijaga meyakini bahwa seiring berkembangnya waktu dan menipisnya batas antarbangsa dan budaya, Islam dan kesusastraan Inggris bukan lagi menjadi dua hal yang saling berlawanan, melainkan telah menjadi dua hal yang dapat berjalan beriringan, saling mempengaruhi, atau bahkan berkolaborasi. Untuk mengkaji hal ini lebih dalam, Prodi Sastra Inggris menyelanggarakan konferensi nasional yang mengundang tiga pembicara utama, yaitu Prof. Dr. Suminto A. Sayuti yang berasal dari Universitas Negeri Yogyakarta, Prof. Dr. Albertine Minderop, M.A. dari Universitas Darma Persada Jakarta, dan Febriyanti Lestari, M.A. yang mewakili UIN Sunan Kalijaga sendiri. Konferensi ini diselenggarakan pada hari Rabu, 25 September 2019 dan bertempat di di gedung Prof. R.H.A. Soeharjo S.H.
Acara dimulai pada pukul 09.00 WIB dengan pembacaan ayat suci Alquran, menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan hymne UIN Sunan Kalijaga, serta dilanjutkan dengan penampilan seni musik dari perwakilan mahasiswa Sastra Inggris UIN Suka sebagai hiburan. Sebelum konferensi dimulai, terdapat beberapa sambutan pembuka yang disampaikan oleh ketua panitia acara Hasiwi Fajarsari SS. M. A dan dilanjutkan oleh sambutan dari Kepala Prodi Sastra Inggris, Dr. Ubaidillah, S.S. M.Hum. Dalam sambutannya, beliau mengutip perkataan seorang ulama yang mengatakan bahwa “siapa yang mempelajari bahasa asing dia akan selamat dari tipu daya bangsa asing itu”. Ia berharap mahasiswa yang sedang mempelajari bahasa asing agar tidak terpedaya dengan budaya barat, tentunya budaya yang bertentangan dengan ajaran Islam serta nilai nilai humanis. Selanjutnya, konferensi nasional ini dibuka secara resmi oleh Dekan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, Dr. KH A. Fatah, M.Ag., setelah menyampaikan sambutannya.
Sesi pertama, diskusi panel, diisi oleh ketiga narasumber undangan yang masing-masing membawakan materi yang tentunya sangat menarik untuk dibahas. Ketiga pemateri ini pada dasarnya membicarakan bagaimana Islam dalam kacamata sastra Inggris yang dalam perwujudannya terdapat misrepresentasi Islam dalam karya-karya sastra inggris. Konferensi nasional ini dimulai oleh pembicara pertama yaitu Prof. Dr. Albertine yang mengangkat tentang integrasi-interkoneksi antara Islam dan pemikiran Barat yang tercermin dari karya-karya Barat. Beliau menyebutkan bahwa ada kesamaan antara aliran sufisme yang terdapat dalam ajaran Islam dengan pemikiran Emerson yang juga merupakan seorang transendetalis. Pembicara kedua adalah Febriyanti Lestari M.A. yang fokus membahas tentang representasi Islam di beberapa karya sastra Barat. Menurut beliau, representasi Islam dalam perspektif Barat terbagi menjadi dua, yaitu representasi netral seperti dalam Manley’s Almyna dan Chaucer’s Man of Law, dan representasi buruk seperti dalam Inferno. Meski demikian, beliau juga menambahkan bahwa sebenarnya dalam karya Inferno, terdapat juga representasi netral seperti pada penggambaran beberapa cendekiawan muslim yang terkenal, yakni: Ibnu Sina dan Ibnu Rusydi. Menurut Febriyanti, hal ini terjadi karena adanya misrepresentasi akibat kurangnya sumber informasi di Barat mengenai Islam dan politisasi yang berdasar historis. Pembicara ketiga, Prof. Dr. Suminto A. Sayuti dari UNY, menyampaikan tentang esensi dan hakikat dari Islam in English Literature itu sendiri. Beliau mempertanyakan kembali posisi dan status Islam dalam istilah tersebut. Menurut beliau, dalam konteks tertentu Islam dapat berperan sebagai kebudayaan, dan dalam konteks yang lain, Islam dapat Sastra Inggris FADIB UIN Sunan Kalijaga Selenggarakan Konferensi Nasional Bertajuk “CONTEMPORARY ISSUES IN ISLAM AND ENGLISH LITERATURE” dipandang murni sebagai agama. Beliau menegaskan pentingnya memiliki standar atau kualifikasi yang jelas dan sikap kritis dalam menggolongkan antara karya sastra Islam dan karya sastra Islami karena kedua hal yang mungkin terlihat serupa ini tentunya memiliki hakikat makna dan esensi yang berbeda dan nantinya membutuhkan perspektif yang berbeda pula untuk mengkajinya.
Sesi kedua berlangsung di gedung Fakultas Adab dan Ilmu Budaya dalam bentuk diskusi paralel. Diskusi paralel ini dilaksanakan di dua ruangan yang berbeda dengan pembagian kelas sastra dan linguistik. Diskusi kelompok pertama dengan fokus peminatan linguistik diadakan di ruang rapat dekan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya yang dimoderatori oleh bapak Dr. Ubaidillah dan ibu Aninda Aji Siwi, M. Pd., sementara kelompok kedua dengan fokus peminatan sastra mengadakan diskusi di ruang munaqosyah yang dimoderatori oleh Dr. Witriani, M.Hum. Para Panelis yang ikut serta dalam konferensi ini berasal dari kalangan mahasiswa, guru maupun dosen dari berbagai universitas di Indonesia.
Acara tersebut berjalan dengan lancar dan terlihat antusiasme dari para peserta untuk mengikuti jalannya sesi diskusi, baik dalam kelompok linguistik maupun sastra. Pemateri menyampaikan materi yang begitu menarik dan audiens menanggapi dengan komentar dan pertanyaan. (Nurul)